Tweet |
Istriku, sebelum kau menimbun mimpi-mimpi yang lain
di langit malam ini, turunlah sebentar ke bumi. Lihatlah sebongkah rumah
sederhana yang membujur menghadap matahari pagi. Ciumlah tanah menghampar di
beranda halaman. Bunga-bunga, kerikil, juga satu dua rumput liar. Sapalah
mereka. Setelah itu, mari masuk ke dalam. Jangan kau ketuk pintunya karena ia
selalu terbuka untuk siapa saja.
Jika boleh, jangan kau tanyakan kepadaku; mana
lukisan sang maestro Affandi atau Andy Warhol? Mana foto-foto keluarga dengan
jas hitam dan berdasi kupu-kupu sambil melempar senyum bagi tamu-tamu yang
memandangnya? Di bagian dinding yang mana terpasang foto Mekkah al Mukaromah?
Di sisi yang mana terpampang pemilik rumah bersalaman dengan pejabat teras atau
artis terkenal? Kenapa tidak ada lemari dengan deretan piala-piala di ruang
tamu? Bagaimana bisa tidak tersedia aneka macam miuman dan makanan di meja
tamu?
Sekali lagi aku mohon jangan kau tanyakan kepadaku
pertanyaan-pertanyaan sepele itu. Aku lebih suka kau bertanya dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berbobot tinggi dan mencerminkan bahwa kau adalah
orang yang terpelajar. Seperti pertanyaan begini istriku; kenapa angin di rumah
ini terasa lebih sejuk ketimbang angin Air Conditioner? Kenapa dinding rumah ini
penuh dengan nukilan aforisme Khalil Ghibran atau Frederich Nietzsche? Lukisan
apa ini bentuknya seperti benang yang lepas dari sumbunya? Kenapa foto-foto
pemulung dan pengemis itu terpampang di rumah ini? Bagaimana mungkin hanya
tumpukan buku di atas meja tamu dan bukannya minuman?
Jika kau bertanya seperti itu, maka dengan senang
aku akan menjawab seperti ini; karena angin yang sejuk di rumah itu adalah
angin yang alami. Angin yang tidak bisa diseting dengan derajat celcius. Dan
siapa saja akan berkata bahwa angin Tuhan itu, meski tidak diset dengan derajat
celcius tertentu pasti akan terasa sejuk dan pas. Soal dinding yang penuh
dengan nukilan aforisme itu karena sang pemilik rumah adalah orang yang suka
dengan kebijaksanaan. Tentang lukisan yang kau bilang seperti benang yang lepas
dari sumbunya itu adalah karena keluarga pemilik rumah itu sangat menghargai
bakat bagi anak-anaknya. Hal ini tidak akan kau temui pada rumah-rumah yang
pemiliknya katanya selalu gembar-gembor soal kecerdasan anak namun kerap
memarahi anak-anak mereka yang mencorat-coret dinding rumahnya. Itu bukan
foto-foto pemulung atau pengemis, sayang? Itu foto-foto para sufi yang memang
di mata awam nampak seperti gembel jalanan. Sang pemilik rumah itu rupanya
tidak suka memasang foto pejabat yang katanya terhormat, namun hati dan
kelakuannya bejat. Atau foto-foto artis yang katanya jadi panutan, akan tetapi
pada hari berikutnya menjadi tahanan karena narkoba atau perselingkuhan. Dan
soal buku-buku di atas meja tamu itu, adalah minuman bagi tamu-tamu yang haus
ilmu pengetahuan.
Baiklah istriku, tentu rumah yang ku ceritakan ini
tidak sesuai dengan rumah yang kau bangun dalam mimpi-mimpimu di atas langit
sana. Meski aku bisa mewujudkan mimpi-mimpimu itu, namun rumah yang ku
ceritakan ini adalah rumah yang nyata hari ini. Di sini di atas bumi, dan bukan
di awang-awang.
“Rumah siapakah ini, suamiku?” kau bertanya
“Ini rumah kita, istriku?” aku menjawab
Kau terdiam. Air runtuh dari langit matamu. Aku
melanjutkan jawaban, meski kau tidak meneruskan pertanyaan. “Karena menerima
kenyataan dan selalu bersyukur dalam kondisi apapun, ternyata tidak mudah.
Karena itu istriku, mari kita senantiasa belajar bersyukur di sini. Di rumah
kita sendiri, dan bukan di atas langit sana”.
Setelah itu mari sejenak bernyanyi lagu ini;
Lebih baik di
sini
Rumah kita
sendiri
Segala nikmat
dan anugerah yang kuasa
Semuanya ada
di sini
Rumah kita
nikmatnya bersyukur
ReplyDeletetidak semudah yang saya bayangkan mbak?
Deletesejuknya ^_^ .
ReplyDeletetak sesejuk AC kan non?
Deletesenantiasa bersyukur
ReplyDeleteTolong ajari kami mbak?
DeleteBersyukur adalah hal yang kadang lupa di lakukan, apalagi kalau nikmat yang di dapat tidak sebanyak yang di inginkan.
ReplyDeletebetul banget mas bro? nikmat yg lebih jg kadang susah utk bersyukur
DeleteBersyukur adalah alat kendali hati yang sangay baik, agar kita selalu ingat akan diri kita yang sebenarnya ...
ReplyDeleteOya mas .. tambah dikit ya ... ? font tulisannya dibesarin dikit mas .. biar jelas pas baca .. maklum mas.. mata ini sudah ga gitu awas..
DeleteCuma kadang kami lupa utk bersyukur. Gak bisa ngrubah font saya nya mas? maklumlah. bukan ahli blog sih? Maap yah?
Deleteadem banget setelah membaca artikel ini, intinya adalah kita harus senantiasa bersyukur ya bang :)
ReplyDeletekarena jika kita bersyukur maka akan ditambah kenikmatan itu oleh Allah SWT amminn
ya kira-kira begitulah bro? sy jg sedang belajar bersyukur. maksh udah mampir..
Deletewah sangat tersentuh, mengena dan mewakili dari kebanyakan diantara kita bagaimana berpola pikir selalu bersyukur terhadap apa yang ada digenggaman dengan tetap memberikan makna positip terhadap apa saja yang kita miliki. Pemikiran seperti inilah yang menggampangkan sebuah keluarga membentuk bangunan kokoh dalam SAMARA menuju ridho Illahi.
ReplyDeleteApa yang saya tulis di atas adalah upaya kami yg sedang belajar bersyukur kang? Meski syukur itu mudah diucapkan, tetapi bagi sy susah dilakukan. Terimakasih sudah mengingatkan kami...salam:)
Deletekadang, kadang.. menerima itu terasa lebih ringan dan melegakan.. :)
ReplyDeletemenerima dengan sesuai harapan kita barangkali lebih ringan mbak?
DeleteManusia tdk akan prnh puas selagi belum bersyukur.
ReplyDeleteyup betul. Kata Gandhi, bumi ini tidak cukup utk memenuhi keserakahan satu manusia...karena itu marilah kita senantiasa bersyukur. salam:)
Deleteselalu bersyukur ya :)
ReplyDeletekami sedang belajar bersyukur mbak? makasih udah mengingatkan. salam:)
DeleteAku suka lagu itu, tau lagu itu dr papaku krn penggemar beratnya Ahmad Albar :)
ReplyDeleteBersyukur itu nikmat yah pak :)
iya mbak Yeye, tulisan di atas terinspirasi dari lagu Rumah Kita by ahmad albar...enak lagunya ya?
Deletebersyukurlah atas apa yg telah kita dapatkan sekarang :D
ReplyDeletetentu dengan syukur yang sebenar-benarnya yah?
Deletekisah yang menyejukkan...rumah dalam ksederhanaan tapi membahagiakan lebih berarti daripada istana mewah tapi menggelisahkan,
ReplyDeleteach..pamungkasnya lagu lawas Godbless....i like it...luarbiasa :-)
nah itu dia, Mas? tulisan diatas terinspirasi dari lag tersebut
Deletesyukuri apa yang ada y pak...
ReplyDeletesemoga kita selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya...:)
yups, amin. makasih udah mampir..salam kenal
Deletesukses selalu ya buat blog nya
ReplyDeleteijin berbagi kata motivasi yaa
ReplyDelete" janganlah kau buat kekeliruan sebagai sesuatu alasan, dikarenakan semestinya ia jadi motivasimu tuk terus mengambil langkah ke depan"
thx :)