Seribu Satu Cerita Hidup Bersama Mertua

Mungkin saya adalah satu dari sekian keluarga yang hingga kini masih numpang hidup sama mertua. Beruntunglah mereke yang tidak pernah hidup serumah dengan mertua. Lho, emangnya kenapa? Karena, hidup serumah dengan mertua itu lebih banyak dukanya ketimbang sukanya. Itu menurut saya sih? Mungkin ada juga keluarga di luar sana yang hidup serumah dengan mertua tapi banyak mengalami suka ketimbang dukanya. Syukur deh, kalau begitu?

Sukanya Saat Kumpul Bersama Keponakan
Suatu hari saya pernah bilang sama mertua saya kalau saya dan istri ingin misah (Berpisah dengan mertua dan menempati rumah sendiri). Tapi mertua bilang kalau ditinggal, siapa yang akan mengurusinya? (Mertua saya sudah tua). Jawaban seperti itu, meski tidak tegas, membuatku berkesimpulan bahwa beliau melarangku untuk berpisah dari rumah mertua. Disamping itu, meski istri selalu bilang ingin menempati rumah sendiri, namun omongan mertua yang kadang membuatku iba menjadi ganjalan tersendiri dalam hatiku. Lagi pula, istri saya merupakan anak bontot.

Meski begitu, kadang terlintas di benak saya untuk cepat-cepat misah dari mertua. Sebab, ada saja persoalan yang muncul, seperti yang saya tulis di awal bahwa banyak dukanya ketimbang sukanya. Memang, tradisi di tempatku, anak terahir biasanya mengurusi orang tuanya yang sudah sepuh. Itu artinya, saya dan istri harus mendampingi mertua saya yang kini usianya semakin senja.

Misalnya begini; saya punya ide untuk menempatkan perabotan rumah di sini atau di sana. Namun, kadang mertua tidak setuju. Atau sebaliknya. Kemudian, pernah suatu hari sepulang kerja dan saya ingin beristirahat, namun mertua menyalakan televisi dengan suara yang sangat keras. Selanjutnya, (mungkin ini hanya ada pada mertua saya) beliau selalu ingin menang sendiri jika mengajak saya berdiskusi. Entah soal apa pun. Nggak jadi masalah sih, namun pandangannya yang kolot kadang-kadang membuat telinga memerah. Dan, masih banyak ribuan cerita dan pengalaman hidup bersama mertua. Namun saya tidak akn menuliskannya, bukan apa-apa, hanya kurang etis saja saya kira.

Pernah suatu hari, teman saya yang juga masih hidup serumah dengan mertua bilang kepada saya begini; ATM nya lancar bro?. Saya bilang, saya tidak punya ATM. Terus dia bilang lagi begini; itu lho, Anjungan Tunai Mertua (disusul dengan suara tawa mengejek). Ya, harus bagaimana lagi, mungkin ini bagian cerita dalam hidup saya. Adakah sobat punya kisah yang sama? Atau kisah yang lebih banyak sukanya? Tak ada salahnya berbagi pengalaman, sepanjang itu etis bagi kita semua. Begitu sob?    


9 comments:

  1. kalo saya sih masih bujang.. :)

    salam kenal ya.. :)

    ReplyDelete
  2. pengalaman saya di atas barangkali bisa jadi bahan masukan buat Mas a.i.r yang masih bujang. minimal sebagai bahan pemikiran ketika ingin berkeluarga. salam kenal balik mas?

    ReplyDelete
  3. Kehidupan itu indah kawan...sepahit apapun, ketika sudah berlalu walau hanya sehari...jadi kenangan dan biasanya berakhir dengan senyum (senyum kecut juga boleh)....malah boleh bangga merasa "digandhuli" mertua....minimal bakal dapat WARISAN....selamat bersabar...sabarmu berhadiah harta melimpah .....Merdekaaaa

    ReplyDelete
  4. Warisan sih nomor sekian Mas, ketenangan itu yang utama bukan?

    ReplyDelete
  5. Awal pernikahan, istri langsung saya boyong ke luar pulau dan menempati rumah kontrakan yang sangat sederhana, namun di situlah surga dunia bisa kita rasakan. Karena kemandirian mendidik kita banyak hal.

    ReplyDelete
  6. Gemana kalo dibalik...
    mertua yang kita ajak tinggak di rumah kita...?

    ReplyDelete
  7. Kang Djangkies, sempat terpikir ingin merasakan sorga dunia yang demikian. Namun, kadang keinginan tak sejalan dengan kenyataan. Bersyukurlah Kang, dapatt merasakan sorga. Doakan saya segera menyusul. Kang Umam, itu salah satu cara membuat mertua tidak galau? Ada saran lainnya mas?

    ReplyDelete
  8. pengalaman abg ni bisa d jadikan pelajaran berharga utk aq jika nti mw berumah tangga, klw skrang masih lajang sih.. hehe

    ReplyDelete
  9. Ya itu cuma sharing pengalaman aja Bro? Tentu, keadaanku beda dengan keadaan abang, yang mungkin lebih baik dari saya. Dan semoga, abang tidak mengalami apa yang saya alami ini...

    ReplyDelete