Tweet |
Setiap orang tua tentu menginginkan anak-anak
mereka tumbuh menjadi seperti apa yang mereka harapkan. Menjadi anak soleh,
berbakti kepada agama, nusa, dan bangsa. Begitulah doa orang tua, kepada
anak-anak mereka, bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya. Tidak terkecuali
juga dengan doa saya kepada si buah hati.
Biarkan Tumbuh |
Namun, meski saya selalu berdoa dan berharap agar
anak tumbuh besar dan menjadi seperti apa yang saya doakan, sesungguhnya dalam
hati kecil, ketika dari waktu ke waktu melihat perkembangan anak, ada semacam
harapan lain yang muncul dalam benak saya. Yaitu, biarlah anakku tumbuh dan
besar menjadi seperti apa dirinya.
Saya tidak tahu apakah ayah-ayah yang lain juga
merasa demikian atau tidak. Yang jelas, semakin anak tumbuh, semakin ia dapat
berpikir dan memilih apa yang terbaik buatnya, meski bukan pilihan yang final. Tentu
dengan satu catatan bahwa pilihan itu adalah sesuatu yang positif. Maka, ketika
anakku menginjak umur hampir empat tahun, yang saya lakukan hanya membimbing,
dan bukan menentukan dia harus menjadi seperti ini atau menjadi seperti itu.
Suatu kali saya bernah berdiskusi dengan istri soal
perkembangan anak kami. Istri saya bilang dia khawatir suatu saat nanti anak
tumbuh dewasa dengan tidak seperti apa yang istri saya harapkan. Apalagi jika
mengingat perkembangan zaman, yang bagi istri saya kian hari kian
mengkhawatirkan. Baik itu soal pergaulan, soal tontonan di televisi, maupun
soal-soal lain yang pada intinya berasa negatif.
Saya bukannya tidak merasakan atau menyadari apa
yang menjadi kegelisahan istri saya itu. Namun, dalam hati saya terbesit sebuah
harapan besar bahwa kelan anak dapat memilih apa yang terbaik bagi dirinya,
meski itu bukan pilihan yang terbaik bagi orang tua maupun orang lain. Tentu seperti
yang saya tulis di awal bahwa catatannya adalah sepanjang pilihan anak itu
adalah positif. Soal perkembangan zaman yang kian hari kian mengkhawatirkan,
saya kira memang sudah menjadi alamnya sekarang.
Karena itu saya selalu memberi pemahaman kepada
istri saya bahwa tidak perlu terlalu khawatir dengan masa depan anak. Atau mungkin
harapan saya juga dapat menjadi referensi sobat semua bahwa biarkanlah anak
tumbuh menjadi seperti apa dirinya, dengan catatan pertumbuhannya menuju ke arah
yang lebih positif. Bagaimana dengan sobat?
0 comments: