Antara Kerja dan Perhatian Untuk Anak

Suatu malam, si kecil berkata kepada saya dan istri saya. “Besok mama aja yang kerja, bapak di rumah nenemin eros”. Kami berdua sangat terkejut dengan pertanyaan si kecil yang tidak pernah kami duga sebelumnya. Pertanyaan yang meluncur dari mulut si kecil dengan begitu polosnya sontak membuat kami sadar bahwa dia sangat membutuhkan perhatian dari orang tuanya.

Memang, selama ini si kecil selalu kami tinggal bekerja. Ketika kami pergi bekerja, si kecil hanya ditemani eyangnya. Kami tidak tahu apa yang terjadi dalam kesehariannya ketika kami bekerja. Kami hanya diberitahu oleh orang tua kami (Kami masih tinggal satu rumah dengan mertua) bahwa si kecil pipis, si kecil berak, dan si kecil minta ini, minta itu.

"Aku butuh perhatian"
Dari beberapa referensi yang saya baca, bagi seorang anak, perhatian dari orang tua, memiliki arti yang sangat penting. Perhatian akan membuat jiwanya menjadi kaya, dan merasa dirinya dihargai dan dianggap penting. Sebaliknya, jika anak kurang mendapatkan perhatian, dia akan merasa bahwa dirinya tidak penting dan perlahan akan timbul kekecewaan dan putus asa. Sekecil apapun perhatian orang tua terhadap anaknya, menjadi penting bagi perkembangan jiwanya. Meski hanya dalam bentuk belaian, ungkapan atau ucapan sayang, senyuman, memuji sikap baiknya, menghargai hasil karyanya, mendengarkan kisahnya, sesekali menemaninya bermain. Kedekatan secara psikologis akan terjalin dengan berbagai aktivitas tersebut. Anak akan merasa nyaman, jiwa nya stabil, dan emosinya terkendali. Semua ini merupakan modal yang sangat penting bagi kehidupan anak di masa yang akan datang. Dalam bergaul di tengah masyarakat kelak, di dalam menghadapi berbagai tugas di tempat kerjanya dan dalam menyelesaikan seluruh persoalan, kestabilan jiwa, pengendalian emosi dan perasaan yang nyaman akan sangat dibutuhkan.

Namun pertanyaannya, bagaimana jika kami harus bekerja? Bukankah kami bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan si kecil?. Jujur saja, pada tahab ini kami belum mempunyai cara atau jawaban yang tepat. Sebab, jika kami tidak bekerja, bagaimana kami bisa memenuhi kebutuhan si kecil?

Nah, apakah sobat punya solusi atas persoalan yang saya alami ini? Silahkan sobat berkomentar di bawah ini. Kami akan sangat menghargai setiap masukan sobat yang kami terima. Sebelumnya kami ucapkan terima kasih.

0 comments: