Tweet |
Inilah Hari kemenangan! Sungguh, hingga detik ini kalimat
tersebut masih terasa absurd bagi saya. Menurut beberapa orang yang katanya
paham betul soal agama, hari kemenangan adalah hari di mana setiap muslim telah
selesai menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Kemenangan tersebut selalu
dikaitkan dengan sebuah pertempuran antara menjalankan ibadah puasa dengan
godaan syaitan yang selalu menggoda setiap muslim untuk tidak berpuasa atau
tidak berbuat sesuatu yang dilarang selama menjalankan ibadah puasa. Benarkah
demikian?
Mari kita ke belakang sejenak. Apakah kita yakin
selama berpuasa, kita tidak melakukan hal-hal yang dilarang? Lalu bagaimana
dengan tanggapan kita terhadap orang yang tidak berpuasa? Sadar atau tidak,
kita pasti pernah mengatakan (meski hanya di dalam hati) bahwa orang-orang yang
tidak berpuasa itu adalah golongan syaitan. Terkutuk, pendosa, serta
kalimat-kalimat umpatan lainnya. Atau barangkali kita pernah, dalam obrolan
ringan dengan keluarga di rumah, mengatakan bahwa si A dan si B tidak pernah
puasa. Nah, bukankah yang demikian itu adalah termasuk membicarakan keburukan
orang lain? Dan bukankah kita tahu bahwa membicarakan keburukan orang lain
selama menjalankan ibadah puasa adalah satu perbuatan yang dilarang?
Bagi saya, semestinya kita tidak perlu bicara soal
hari kemenangan. Sebab, ritual ibadah seperti berpuasa sejatinya adalah
kewajiban. Soal menang atau kalah, itu adalah urusan Tuhan yang tahu persis
bagaimana proses ibadah puasa kita sebenarnya. Akan tetapi, jika para kiai,
ustad, atau orang-orang yang merasa menjadi wakil Tuhan selalu bicara soal hari
kemenangan menjelang hari terakhir bulan ramadhan, maka setahu saya, ciri-ciri
orang yang menang dalam menjalankan ibadah puasa antara lain;
1.Mampu
membeli baju baru
Kaum muslim yang mampu membeli baju baru untuk
lebaran berarti dia menang. Sebab, dia lepas dari gossip para tetangga yang
terkadang bergunjing bahwa hari lebaran koq tidak membeli baju baru? Terlepas
apakah baju yang pernah dibeli pada hari lebaran sebelumnya masih bagus dan
layak dipakai kembali. Pokoknya membeli baju baru!
2.Banyak
hidangan tersaji di ruang tamu
Mempunyai banyak hidangan makanan yang tersaji di
ruang tamu adalah kemenangan berikutnya. Entah kenapa di hari lebaran banyak
kaum muslim yang sebelumnya tidak menyajikan hidangan di ruang tamu, tiba-tiba
di hari lebaran begitu banyak makanan. Jenis makananannya pun terkadang
aneh-aneh.
3.Mampu
memberikan angpau kepada saudara
Ciri orang yang menang selanjutnya adalah antri
menukar uang receh di bank untuk dibagi-bagikan kepada sanak famili. Orang
Tionghua menamainya angpau.
4.Mampu
mengadakan open house
Nah, kalau yang ini namanya kemenangan tingkat
tinggi. Di negeri ini, biasanya hanya pejabat yang mampu mengadakan open house.
Ini benar-benar kemenangan tingkat tinggi. Sebab, hanya segelintir orang saja
yang mampu meraih kemenangan ini.
Nah, demikianlah saudara-saudara. Jika interpretasi
saya mengenai hari kemenangan di atas benar, berarti lebaran tahun ini saya
tidak menang, alias kalah. Jika salah, tolong saya diberitahu apa sebenarnya
hari kemenangan itu. Terlepas menang atau kalah, tidak lupa saya dan keluarga
memohon maaf yang sebesar-besarnya jika tulisan-tulisan yang tersaji di
rumahkecilku.com banyak menyinggung perasaan saudara. Semata-mata hanya
pengalaman pribadi. Selamat hari lebaran. Semoga lebaran tahun ini sudara
termasuk golongan orang yang menang. Amin!
kalo seperti itu, artinya saya juga tidak menang
ReplyDeletehehe...demikianlah mas Abdul
Deletesantai sajalah
ReplyDeletemenang apa kalah yang penting lebaran, om...
yupss...suwun maning kieh..
Deletesy suka bacanya. selma melaksanakan ibadah sesuai syariat pasti jadi yg menang. kalah? hanya Allah yg tahu. selamat menikmati ibadah ramadhan
ReplyDeletethanks mas Rusydi...
DeleteYang penting sudah beribadah semaksimal mungkin, toh saya juga tidak pernah mengadakan open house
ReplyDeletehehe...semoga ke depan bisa open haouse ya Ma?
DeleteJadi... ingin kemenangan yang seperti apakah kita? Lakukan ibadah sebaik mungkin dan serahkan pada Allah yang menilainya.
ReplyDeleteamin..
DeleteSebenarnya tak perlu baju baru untuk lebaran, hanya tradisi msyarakat aja yang membuatnya Begitu. Dan kalau bisa membeli baju baru, ya Alhamdullilah. Kalaupun soal Angpao, tak harus memberi Angpao kepada Sanak Saudara bila tak mampu, cukup membayar zakat saja. Kalaupun mampu, ya Alhamdulillah kasih angpao buat saudara, setidaknya untuk Shodaqoh. Saya sendiri masih kuliah dan belum kerja, mengenai soal baju baru, angpao, apalagi open house, saya benar2 kalah telak, gak da duit, tp Alhamdullilah saya bayar Zakat dan dibeliin baju ortu. Nah, soal hari kemenangan sendiri adalah memang tidak bohong, Bulan Ramadhan adalah hari kemenangan. Segala pahala diobral oleh Allah SWT, kita tidur pun dalam keadaan puasa dapat pahala, apalagi kita beribadah, mengaji, tahajud, aktif di masjid, dll, bisa dibayangkan berlipat - lipat pahalanya. Di hari kemenangan tak ada kekalahan, karena pintu neraka ditutup serapat - rapatnya. Mau melakukan dosa sebsar2nya di 29 hari bulan Ramdadhan dan melakukan taubat di satu hari terakhir bulan Ramadhan, pintu taubat terbuka lebar. Hari kemenangan benar - benar harinya juara, tak ada kekalahan, tinggal kita sebagai umat Islam bagaimana menyikapinya saja, mau memanfaatkannya, atau berdiam diri dan menodainya. Trims, nice posting mas Ibrahim Sukman :)
ReplyDeleteWah...ini ustad beneran nich...makasih juga Mas Arief..
Deletesaya kalau baca poin di atas ndak menang juga ya... tapi tetep deh ikut lebaran... cuma ikut ikutan hehehe
ReplyDeleteidem mang? hehe..
Deleteyang penting kita berbahagia masih bisa dipertemukan dengan lebaran tahun ini :-)
ReplyDelete