Kembalikan Musik Kami


Kata orang, dangdut adalah musik kampungan. Menyukai dangdut, berarti tidak ubahnya orang kampung yang dekil dan norak. Atau penyuka keributan jika menonton pertunjukannya. Tetapi bagi kami tidak. Meski kami hidup di kampung, dangdut adalah senandung jiwa kami. Gita yang tak pernah lekang dilumat zaman. Dan kami orang kampung, sejatinya tidak dekil dan norak. Atau setidaknya tidak menyukai keributan. Seperti stigma yang kerap dicapkan kepada kami.

Sebagai orang kampung, saya juga menyukai dangdut. Absolutely cinta dangdut. Coba simak sebentar, dan rasakan dengan jujur, lagu dangdut yang berjudul “Syahdu”, yang dilantunkan Rhoma Irama, atau kealamian suara Santa Hoki melalui hitz yang pernah merajai tangga lagu dangdut era sembilan puluhan lewat  “Setangkai Bunga Padi”. Dengar pula suara khas Hamdan ATT, Evie Tamala, Meggy Zakaria, Ona Sutra, Yus Yunus, Caca Hadika, Mirnawati Dewi, Mega Mustika, dan sederet penyanyi dangdut lainnya.

Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kami menyukai musik dangdut yang dibawakan oleh penyanyi era 80an hingga 90an. Atau barangkali para penyuka dangdut di luar sana menyebutnya dangdut jadul. Lagu-lagu dangdut yang muncul di pasara pada era tersebut adalah musik dangdut asli. Selain asli, lirik-liriknya pun penuh dengan estetika. Penciptaannya penuh dengan rasa. Karena dilandasi estetika dan rasa inilah barangkali lagu-lagu dangdut jadul itu masih enak didengarkan. Setidaknya bagi kami orang kampung.

Namun, agaknya industri musik dangdut sekarang ini lebih mengutamakan selera pasar yang dalam perspektif subyektif saya adalah selera yang redah. Sehingga penyanyi-penyanyi dangdut jadul, atau lagu-lagu dangdut jadul tinggal menjadi legenda. Atau jika ada yang mengatakan bahwa industri musik dangdut telah tewas, saya sepakat. Sebab, dangdut yang muncul di era sekarang ini sejatinya bukan musik dangdut. Saya lebih suka menyebutnya musik “tidak nggenah”. Musik yang telah campur-baur tidak karuan. Tanpa estetika, apalagi etika.

Maka kemudian muncul istilah dangdut koplo, goyang ngebor, goyang patah-patah atau goyangan-goyangan sejenis yang dalam tanda kutip lebih menonjolkan erotisme. Dari sisi syairnya pun, ampun dech! Judul lagu yang katanya dangdut semacam “Wanita Lubang Buaya”, “Hamil Duluan”, “Pacar Lima Langkah”, dan sejenisnya hanya memprovokasi imajinasi yang bagi saya pada saat-saat tertentu sangat kurang ajar. Apalagi jika menonton vide klipnya. Hal ini berbanding terbalik dengan video klip lagu-lagu dangdut jadul yang secara visual mengikuti syair dan liriknya.

Saya tidak sedang berdalih atas nama musik dangdut asli. Tidak juga sedang menyepelekan sobat semua yang suka dangdut koplo dan aliran sejenisnya. Saya, atau kami sebagai orang kampung sangat memaklumi jika sobat mungkin menyebutnya akulturasi, perpaduan, atau pertemuan budaya. Sebab, sah-sah saja sobat menyukai atau mencintai berbagai jenis musik. Lagi pula, hari ini kita hidup di zaman yang serba terbuka.

Jika terpaksa harus menyalahkan, maka kami sepenuhnya menyalahkan para pelaku industri musik dangdut yang melulu hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, tanpa mengusung idealisme dalam bermusik. Kepada mereka, kami menyerukan; kembalikan musik kami!  

39 comments:

  1. jiahahah~
    sama,aq jg suka dangdut jadul, kalo dangdut sekarang... Oh No, kecuali dangdutnya Ridho R itu hihih

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe dangdut sekarang mah ancurr ya mbak?

      Delete
    2. I Like Dangdut musik Indonesia
      Dandut dance veri atractive action https://lh6.googleusercontent.com/-Q5lMkgcmVR4/T2WEWkNi3MI/AAAAAAAACZ4/7VBYeVbx7kA/s36/01.gif

      Delete
  2. tenang saja bang, ane termasuk salah satu yang masih menikmati dangdut. semoga saja bisa bertambah banyak lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hanya merasa kehilangan saja mas bro? dangdut yg jadul koq ya nggak muncul lagi..

      Delete
  3. dangdut ada campuran india juga kan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya kira ada perbedaan yang prinsipil antara musik dangdut india dengan musik dangdut indonesia mba?

      Delete
  4. semoga dangdut tetap bisa bertahan! adapun oleh pergeseran nilai yang turut menggeser beberapa karya anak bangsa oleh arus multikulturalisme sebaiknya disikapi dengan mempertahankan yang asli, walau hanya sekedar identitas terlebih jika karya anak bangsa itu memiliki nilai yang super top.

    mohon diluruskan jika saya keliru

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget sob? dan saya kira tidak perlu diluruskan, karena sudah lurus hehe..

      Delete
  5. dangdut musiku.....hehe
    tapi dangdut jaman dulu,dangdut sekarang ancur :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya keng bener banget. salam dari wong Mbanyumas...

      Delete
  6. dangdut jaman dulu itu penyanyinya sopan2 ya.. ga kyk skrg, byk yg seronokkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. sopan-sopan dan visualisasinya sesuai dengan syairnya bro? yg skrng seronok dan ancuurr...

      Delete
  7. Kalo Ikke Nurjana keren tuh mas. Ada lagu dangdut yang nyebelin saya, yang nangisnya kuat banget sampai terisak2 terus sambil nyanyi sama yang sangat mengekspos goyangan, ah kenapa harus begitu ya. Mbok yang wajar2 saja kayak Ikke Nurjana kan keren juga ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga suka banget sama Ike Nurjanah mbak? Lagu yang judulnya "Padang Bulan" itu lho...gimana gitu...

      Delete
  8. Kalo ndangdut, kulo seneng sama Bu Ida Laila,ehm suaranya mendayu-ndayu jadul banget).
    Berdalih kreativitas dengan memadukan unsur ini dan unsur itu, dangsut sekarang sudah sangat memprihatinkan karena mempertontonkan aurat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ida Laela, sepiring berdua yang kang? Masuk banget...

      Delete
  9. ya udah bro besok diganti yang mengeploitasi tubuh laki2 aja gimana bro hahaha

    ReplyDelete
  10. saya kurang suka dangdut.. bukan apa-apa.. mungkin soal selera saja.. :D
    lebih suka petikan gitar dibanding pukulan gendang... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoi mas bro? soal selera tidak bisa dipaksakan. Kalau petikan gitarnya Ebiet G Ade saya juga suka banget tuh mas?

      Delete
    2. saya penggemar garis keras ebiet g ade... :D
      sekarang saja saya sedang memutarnya di media player laptop saya.. :)

      Delete
    3. paling suka lagunya ebiet yang judulnya Dosa Siapa sama Ayah Aku Mohon Maaf. Balada banget...

      Delete
  11. sy gak suka dangdut sih.. tp setuju, dangdut jaman skrg sebel sy liatnya.. @-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal foto profil mbak Myra itu mirip Santa Hoki lho mbak?

      Delete
  12. ane juga suka dangdut mas, tapi ngga yang sekarang, dangdutnya ga jelas gini jadinya.... ;((

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...ya karena gak jelas itulah sy curhat soal dangdut yg aseli mas? salam:)

      Delete
  13. aku kurang suka dangdut , tapi ada sih beberapa yang enak didengar ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak papa Mbak Lidya, itu kan soal selera. beberapa yg enak di dengar tuh misalnya Ida Laela gitu mbak?

      Delete
  14. Musik dangdut yang asli sepertinya harus banyak disosialisasikan kembali pada ingsan pemusik dangdut kalau tidak bisa jadi akan tergerus dan menghilang oleh dangdut2 turunan seperti dangdut koplo dan lainnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget tuh mas? Terima kasih udah mampir:)

      Delete
  15. Apapun kata orang saya tetap suka "Nely Agustin"

    #Nah lo. :)
    dia penyanyi dangdut yang cantik banget,
    Saya juga suka evi tamala, keren banget, sopan pakaiannya, merdu sangat suaranya. SUngguh mempesona.

    Yang sekarang mah bukan dangdut nyanyi, mereka hanya jual body, sama goyangan erotis.
    Kagak jauh beda sama penari striptis.

    ReplyDelete
  16. manut seperti apa yang disampaikan diatas..dangdut sekarang sudah kehilangan jati dirinya, hanya komersil dan tidak memanjakan pencintanya...nice sharing

    ReplyDelete
  17. karena pengin eksis makanya berusaha adaptasi
    sayang arahnya ngaco jadinya ya gajelas gitu...
    kenapa sih ga mengadopsi musik tradisional saja
    biar keren kaya kroncong sinten remen...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, makasih kang Rawins (Namanya kaya tokoh filmnya Advent bangun tuh) bahkan keroncongpun sepertinya sudah mati suri...ingin menulis soal keroncong nih jadinya. Kaya kue?

      Delete
  18. saya juga suka dangdut jaman dulu. Dangdut jaman dulu lebih ke melayu.
    Dangdut sekarang amit2 deh..baik musik maupun artisnya (kecuali Ridho Rhoma).
    Makin amburadul saja.
    Bener kata Bang Rhoma...sekarang dangdut udah TER-LA-LU [-(

    ReplyDelete
  19. Aku koleksi kok video klip dangdut jadul..video klip pertama dirilis oleh label rekaman yang menaungi mereka..penyanyinya masih muda2..

    ReplyDelete