I Need to Go Home-A Note For Mboke

I Need to Go Home
Hujan malam ini seperti tak lelah menjatuhkan diri ke bumi. Mungkin karena matahari ingin beristirahat sejak siang tadi. Menunggu hujan lelah, dan mendengar suara air berjatuhan, ingatanku melayang pada sosok perempuan yang entah harus bagaimana aku mengatakannya. Seorang kawan menyebutnya perempuan itu adalah sosok yang mengeram sorga pada setiap kalimatnya. Kawan lain menyebutnya Tuhan kedua, karena tanpa restunya, apapun doa yang kita panjatkan tidak mungkin akan terkabul. Atau karena murkanya, merupakan murka Tuhan jua. Dan, ketika ingatan ini begitu sempurna melukiskan wajahnya, tiba-tiba air hangat berjatuhan di pipiku. “Aku, Ingin Pulang”.

Aku memanggilnya “Mboke”. Ibu, dalam bahasa Indonesianya. Panggilan ini, menurut sebagian orang (orang-orang kota) katanya kampungan. Wah, memang saya anak kampung. Bukannya tidak menghormati sosok ibu, tapi karena panggilan “Mboke” itulah yang familier di keluarga dan kampung saya.

Sudah sejak lebaran tahun ini, saya tidak pernah melihat wajah si Mboke. Meski kadang berbagi kabar via SMS atau telpon, namun kerinduan ini belum pupus ketika belum melihat wajah dan rebah di sisinya. Kenapa saya menuliskan ini? Karena hingga detik ini saya belum mampu menerjemahkan kata “berbakti” kepada ibu. Bagaimana cara berbakti itu?

Mboke kerap bilang bahwa, jika anak-anaknya bahagia hidupnya, maka Mboke juga ikut bahagia. Namun di lain sisi, saya kurang setuju dengan pengertian itu. Atau mungkin Mboke yang lain bilang bahwa berbakti itu adalah ketika seorang anak dapat memberikan sesuatu yang berwujud kepada orang tua. Namun, aku meyakini bahwa Ibu tak membutuhkan itu semua. Lalu apa? Entahlah, yang jelas jika Mboke saya itu dapat berbahasa Inggris, tentu akan paham tentang kerinduan dan kenelangsaan saya melalui deret bait lagunya Ebiet G Ade di bawah ini;

No matter where I go
Your image keeps following
No matter where I hide
You are able to find me

I feel worn out
I want to be alone
No matter who I asked
I don’t get any answers
Indeed it’s all happening
Within my soul
It’s deep in struggle and loneliness

I searched for an answer
In the depth of the sea
I dragged my feet
Slowly long the shore

I built a sea
I’m hearing voices
Blocking my way
Stopping my adventures
No matter where I go
I take with me
A guilty feeling which
Is always there to haunt me

Will you door ever
Be opened again
With the key
Which has been broken

Look at me
I’m hopeless and wounded
Listen to me
I’m crying in my heart

I wish to go home
I need to go home
I wish to go home
I need to go home

Dan hujan bertambah deras di pipiku…

6 comments:

  1. ada banyak cara menerjemahkan berbakti kepada orang tua. dan orang tua kita sebenarnya nggak menuntut banyak dari itu. Menjaga nama baik keluarga, mendo'akan orang tua, menjalin silaturahim dengan teman-teman orang tua, dan yang lainnya adalah salah satu bentuk bakti kita pada orang tua, jadi nggak harus selalu dalam bentuk materi

    ReplyDelete
  2. pesan saya pak, smg bpk bnr2 mjd imam yg bijak di klwrga bpk-bknny brmaksud menggurui, seorang mertua tentulh sdh seperti orgtua kndung..jd jgn dianak tirikan, kdg ibu tuh gmw lho curhat k anak cwokny yg sdh merid-selalu blg smw baik2 aja...


    saya msh px byk PR jg, saya ingn membahagiakan kedua orgtua saya.

    ReplyDelete
  3. Mother....oh mother...
    ridhomu adalah ridho Ilahi...

    entah bagaimana membalas semua jasa2 mu...
    semoga ku termasuk anak yang berbakti buat my mam

    ReplyDelete
  4. Kang Djangkies, karena itu lah mungkin lagu "Kasih Ibu Kepada Beta" diciptakan. Catatanku di atas, adalah sebuah refleksi seorang anak yang hingga kini belum "merasa" berbakti kepada ibu. Mbak Ajeng, terima kasih atas doanya. Ingin dan sedang sekuat tenaga agar saya dapat menjadi imam bagi keluarga. Mbak Dhykta, semoga saja saya juga masuk golongan yang Mba Dhikta inginkan. Amin. Terima kasih sudah mampir di blog jelek ini, dan mari tetap membangun silaturahmi sesama blogger.

    ReplyDelete
  5. seperti udara kasih yang engkau berikan tak mampu ku membalas ibu ibu

    ReplyDelete